“Falsafah hidup..”
“Kita pasti pernah memikirkan
tentang dunia ini di saat kekosongan datang. Mengakulah, pasti pernah kan?”
Begitu pula aku, Kadang terlintas
di benakku, kita hidup di dunia ini untuk apa?
Lahir, tumbuh dan berkembang,
dewasa, bekerja, kemudian kembali ke asalnya. Hidup itu bagaikan lingkaran
siklus yg berputar. Kadang kala aku berpikir: orang-orang menginginkan
kesempurnaan. Banyak tuntutan diberikan. Hidup seakan monoton.
Anak-anak harus penurut, sekolah
formal, pintar akademik, masuk sekolah dan universitas favorit, lulus cumlaude,
dapet kerja di perusahaan bagus yang bergaji besar, dielu-elukan orang banyak. Rata-rata
seperti itulah siklusnya kan?. Siapa yang tidak menginginkan itu semua?
Kemarin, aku sempat curi-curi
membaca di salah satu toko buku di kotaku. Sebuah buku berjudul “gifted”
tulisan seorang ibu yang menceritakan kisah nyata perjalanan hidup pribadinya. Di
sana diceritakan kisah sang ibu membesarkan anaknya yang ternyata adalah anak “gifted”.
Banyak kata-kata kutipan dari
sang anak yang membuatku juga menyadari hal yang sama.
“kenapa kita harus pintar
akademik dengan teori-teori yang memusingkan, lebih baik kita kaya akan
pengetahuan lewat pengalaman dari kenyataan hidup. Di sanalah kita akan lebih
memahami nilai hidup sesungguhnya.”
Kurang lebih seperti itu katanya.
Kita seakan terjebak dalam suatu lingkaran tujuan hidup yang dibuat oleh kita
sendiri.
Bahagia itu kitalah yang
menciptakannya. kita memang memerlukan tujuan hidup untuk mengarahkan kehidupan
kita. Bukan tujuan yang menjadikan kita semua bagaikan robot yang semua sudah
terdoktrin otaknya hidup dengan siklus seperti itu. Kebahagiaan itu ada di
mana-mana, setiap waktu yang kita lalui adalah pelajaran berharga dan
kesempatan kita untuk berbahagia.
Nb: ini hanya sekedar brain
storming pendapat yang menyeruak dari dalam pikiran saya. Setiap orang punya
pandangan sendiri-sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar